Pernikahan Impian
“Ada tiga hal yang menjadi impian para cewek, lamaran macem Glen dan Chelsea, pernikahan macem Raisa dan Hamish, atau hidup glamour macem istri Ardie Bakrie.”
Setuju gak sis?
Atau yang paling marak lagi, bayang-bayang indah kehidupan pernikahan ala drama korea. Suami tampan berbadan ideal. Setiap hari kencan. Penuh bunga, coklat, dan kejutan.
Nah, bagaimana dengan pernikahan impianmu?
Bagi yang mau akhir pernikahan Impiannya adalah Surga, mari kita lihat bagaimana pernikahan empat wanita agung sepanjang zaman.
Pertama, Khadijah dan Nabi Muhammad SAW. Pernikahan glamour, dengan mahar 20 unta merah (kendaraan termahal di zamannya). Perempuan kaya, sukses, cantik, terhormat, bersanding dengan pria tampan, akhlak menawan, sukses, dan serentetan gelar memukau lainnya.
Wow..Mau?
Mari kita lengkapi sejarahnya. Kehidupan pernikahannya super produktif. Dakwah dan dakwah adalah motonya. Gunungan harta Khadijah ludes, diintimidasi, suaminya buron, bahkan dapet jackpot pahit, diembargo selama 3 tahun.
Khadijah yang cantik dan kaya, berubah jadi perempuan kurus, kering, miskin, dan sakit-sakitan. Masih mau kayak mereka? Wkwk
Toh, akhirnya Khadijah sukses jadi istri paling dicintai Nabi Muhammad SAW, dan yang paling penting: mendapat istana dari emas dan perak di Surga.
Kedua, kisah cintanya Ali dan Fatimah. “Iih..sso sweet!” begitu kata banyak wanita.
Siapa sih yang gak senyam-senyum baca kisah bagaimana mereka bersatu? Sebuah kisah manis di antara ribuan kisah haru pernikahan mereka. Rumah tangga miskin, maharnya baju besi (dipake ke mana ya sama Fatimah?wkwk), hidup prihatin, susah makan, baju penuh tambalan.
Masih so sweet ga?
Toh, dalam kesederhanaan ini, Fatimah mampu jadi supporting System Ali sang singa Allah. Mengaum keras menegakkan dan melanjutkan risalah Nabi Muhammad SAW. Yap, dan Fatimah sukses meraih Istana di Surga.
Ketiga, pernikahan fenomenal Ratu Asiah dan Raja Firaun. Seorang istri yang berakhir tragis dibunuh suaminya sendiri. Kehidupan rumah tangganya penuh polemik, bagaimana tidak? Suaminya mengaku sebagai Tuhan. Pengakuan yang membuat iblis tercengang, karena kedurhakaannya mampu tersaingi oleh manusia.
Pernikahannya memang jauh dari indah, tapi prestasi keimanan Asiah di tengah kehidupan rumah tangga bak perang Palestina-Israel ini lah, yang sukses meghantarkannya mendapat Istana dari Mutiara di Surga. Begitu lah, Asiah tertawa di penghujung kematiannya.
Keempat, Maryam binti Imran, seorang perempuan yang Allah takdirkan tidak menikah. Prestasinya adalah mampu semakin beriman, saat ujian besar itu datang. Perempuan suci yang selalu dekat dengan masjid. Perempuan suci yang ketakutan saat didatangi pria tampan (bukan malah “godain kita dong” wkwk), tetiba hamil tanpa menikah.
Badai fitnah menerpa. "Andai aku mati saja sebelum ini semua terjadi," begitu batinnya.
Namun, Maryam memilih bersabar. Ia tetap mampu mendukung anaknya, Nabi Isa, menyelesaikan tugas menyampaikan risalah Islam. Namanya Allah agungkan dalam keabadian dan kesucian Al-Quran.
Begitu lah kisah cinta empat perempuan paling agung sepanjang zaman. Dari yang jomblo seumur hidup, bersuamikan manusia paling durhaka, hingga kekasih manusia kesayangan semesta ada!
Dari sini kita tahu, hal terpenting dari pernikahan impian ternyata, bukan tentang dengan siapa kita bersanding, apa mahar kita, atau bagaimana romantisnya hidup berdua dengannya.
Ternyata ini tentang kita!
Yap, kita sebagai hamba Allah dalam ketaatan beribadah pada-Nya. Kita, dalam perjuangan tanpa henti menjadi seorang perempuan yang ingin mendapatkan ridha-Nya.
Berhenti lah berimajinasi ala drama korea, fokus lah terus untuk membangun Istana di Surga, bagaimana pun tantangannya.
FQ.
Sumber: sisa sisa catetan dari “Dauroh Keluarga Qurani, Energi Al-Quran dalam mendayung Bahtera Rumah Tangga” 18 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar